Judul di atas bukan perkataan
dari orangtua, keluarga, saudara, atau sahabat. Kalimat itu datang dari
orang-orang yang tidak di kenal sebelumnya, namun sama-sama sedang berjuang.
Jadi selama masa pencarian
pekerjaan (dan jati diri) ini sebenarnya banyak pelajaran yang bisa aku petik.
Tapi hal ini baru terlintas tadi malam pukul 00 pas mau tidur, yaa mungkin itu
sebabnya hidayah itu perlu dijemput, karena kalo nggak mikir dulu mungkin aku
nggak bakal dapat hikmah-hikmah itu.
Selama 4 bulan ini (Agustus –
November), aku udah mengikuti beberapa kali rangkaian rekrutmen di beberapa
perusahaan. Nggak banyak sih, baru kurang dari 5 perusahaan. Tapi aku cuma mau
cerita 2 kejadian aja.
Bulan lalu aku dipanggil suatu
perusahaan untuk melakukan tes wawancara. Tempatnya di sebuah kota besar yang
jauh dari tempat tinggalku Jogja, memakan waktu sekitar 8 jam bila menggunakan
kereta. Ah, perjalanan naik kereta ini juga meninggalkan kesan tersendiri buatku,
nanti akan aku tulis di judul yang berbeda.
Dengan persiapan yang dibuat
semaksimal mungkin karena terbatasnya waktu, aku janjian bertemu di
kota itu dengan tiga teman seperjuangan. kita menginap di hotel murah dan berada di kamar yang
sama agar lebih irit. Hari sebelum hari wawancara, kuyakinkan diri bahwa aku
sudah melakukan persiapan terbaik, dan bahwa yang sangat dibutuhkan saat ini
adalah persiapan mental.
Waktu wawancara ku pun akhirnya
datang. 2,5 jam sebelum jadwal wawancaraku aku sudah tiba di lokasi wawancara.
Tempatnya di sebuah hotel mewah yang berada di kawasan pusat perbelanjaan besar.
Sampai sana aku merasa kecil. Gila sih ini hotelnya mewah banget, pikirku. Saat
bertemu dengan teman-teman peserta lain aku juga sempet merasa minder karena
mereka cantik dan rapih-rapih. Namun segera kusingkirkan pikiran itu dan
menunggu waktu dipanggil dengan tilawah. Emang kadang-kadang kalo lagi nunggu
gini aku suka tilawah, seriusli bisa ngurangin deg-degan. Ditengah-tengah
bacaanku, pintu yang ada disebelahku terbuka, menampilkan sesosok gadis yang
sempat kutemui sebelumnya. Rupanya dia sudah selesai melakukan wawancara, dan
terlihat bahwa dia lega sekali. Kemudian aku tanyai dia,
“Bagaimana?”
Dia menjawab sambil tersenyum
manis “Baik-baik kok pewawancaranya, kamu pasti diterima. Kamu pasti diterima!”
ucapnya antusias.
Hatiku menghangat atas responnya.
Perkataannya benar-benar.... nice
banget, good attitude aku pikir.
Meski aku nggak tahu apa yang bakal terjadi di dalam sana nanti. Tapi gadis ini
udah menimbulkan kesan buatku, kesan yang sangat baik. Kami sempat berkenalan
tapi aku lupa namanya (kebiasaan ga bisa sekali langsung hafal nama), yang
jelas semoga kita bisa bertemu lagi ya, mbak.
Cerita kedua adalah ketika aku
mengikuti Seleksi Kemampuan Dasar (SKD) CPNS K******* pada bulan November yang
lalu. Kala itu aku sedang menunggu untuk kami para peserta dipersilakan
memasuki gedung tes. Karena nggak diperkenankan membawa barang apapun, aku pun
nganggur. Ku putuskan untuk mengajak ngobrol orang di sebelahku saja, siapa
tahu nyambung. Dan setelah berbasa-basi obrolan kita menyambung ke pekerjaan,
kuliah, kesibukan dan seputar seleksi ini. Oh iya, mbak yang aku ajak ngobrol ini berasal
dari semarang dan udah pernah kerja di Jakarta sebelumnya, tapi aku lupa
namanya (lupa terus ya Allah T.T). Nah pas ngobrol seputar formasi yang kuambil
serta probabilitas kelulusannya dia langsung bilang,
“Wah kamu harus lolos! Pokoknya
kamu harus lolos!” ucapnya dengan semangat.
Aku pun hanya tersenyum dan tiba-tiba panitia mempersilakan kita untuk masuk ruangan. Akhirnya aku bersebelahan dengan mbak itu waktu tes, dan kami sama-sama tidak lulus passing grade. Sedih, semoga mbaknya mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan lebih berkah.
Itu sedikit ceritaku hari ini. Yang
aku dapat di sini adalah, bersikap dan berkata yang baik di mana pun, kapan pun,
sama siapa pun, walau pun itu pada orang asing (tentu tetap dengan waspada
juga), karena first impression itu
sangat menentukan. Bersikap baiklah, karena siapa tahu orang itu akan menjadi
perantara kita menuju kebaikan lainnya. Bersikap baiklah, siapa tahu sikap dan
senyummu itu akan meringankan harinya yang sudah berat. Bersikap baiklah, siapa
tahu di situ letak keberkahannya. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar