Kemarin, saya bercerita saat saya tinggal di Durungan. Sebenarnya, di Durungan itu saya tinggal di rumah simbah saya.
Rumahnya sangat sederhana, dengan tiga kamar tidur, sebuah ruang keluarga yang didalamnya terdapat televisi dan dipan, sebuah tempat sholat, dapur serta kamar mandi. Di depan rumah terdapat tempat duduk memanjang yang terbuat dari semen. Lalu ada halaman kecil yang lantainya terbuat dari semen (juga) yang menghubungkan rumah simbah dengan rumah pakdhe saya. Di halaman terdapat dua pohon mangga yang telah tumbuh besar, dan sebatang pohon sirkaya.
Saya ingat, dulu simbah saya selalu menyimpan sarimi di soblok, yang diletakkan di kamarnya. Dulu kalo pengen sarimi, tinggal minta simbah aja. Ibu sih udah ngelarang, nggak boleh makan mie terlalu sering. Tapiii, simbah selalu kasih kalo saya minta sarimi. Terus saya juga pernah ikut simbah jualan di Pasar Bendungan, pulangnya naik angkot, duduk di depan sendiri. Terus simbah itu suka nonton sinetron. Itu lho sinetron Mak Lampir yang ada di indosiar itu. Terus saya sering ikut-ikutan nonton hahaha. Ah, kangen simbah. Baik-baik ya di sana, Simbah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar