*Memilih pemimpin
"Pemimpin" itu adalah kita semua. Yang memimpin kejujuran diri sendiri, memimpin kepedulian, berbuat baik, menafkahkan hartanya dijalan yang baik, bahkan termasuk definisi "pemimpin" kalaupun hanya memimpin menjaga diri sendiri dari hal2 merusak. Dengan pemahaman ini, maka genap sudah maksud dari nasehat nabi kita yang tercinta bahwa semua orang adalah pemimpin.
Apakah negara kita rusak jika yang jadi presiden buruk? Tentu saja tidak, sepanjang "pemimpin2" di hati kita semua melakukan fungsinya. Tidak akan kejadian, karena akan ada yang saling mengingatkan, saling menasehati. Indonesia itu punya siapa? Apakah punya rakyat Indonesia? Ya, bukan. Ada yang maha memiliki, yang sekaligus juga maha penyayang Percayalah, kita yang punya HP saja dirawat baik2, takut banget rusak. Atau punya buku, pun dirawat dan dijaga, apalagi dalam kasus ini. Ada yang maha merawat semua urusan. Kita cuma bisa berusaha, sisanya adalah keputusan mutlak yang di atas.
Jadi, jika kalian adalah pemilih pemula, bingung dengan kecamuk masalah pilpres ini, maka tidak perlu berkecil hati. Cukup putuskan sesuai dengan nurani dan keyakinan kalian. Apakah kita akan berdosa jika ternyata pilihan kita itu besok lusa ternyata jahat. Tidak. Saya tidak sependapat jika kita berdosa atas pilihan tersebut, sepanjang kita telah berikhtiar memilih yang terbaik.
Yang berjanji itu bukan kita, jika ada yang khianat, maka dialah yang menanggung dosanya. Yang bilang si A oke, si B keren, pun juga bukan kita; kita hanya mengamati, mendengar, lantas memutuskan dengan hati2. Kalau ternyata informasi itu salah, palsu, dusta, bukan salah kita. Karena kita adalah produk terakhir dari proses tersebut. Nah, yang harus dipikirkan adalah: jika kita terlibat dalam "janji" tersebut, terlibat dalam menyebarkan informasi2 tersebut, atau kitalah yang berusaha habis2an mendukung jagoan pilpres, membuat orang lain jadi salah pilih, silahkan berpikir. Karena siapapun bertanggungjawab penuh jika melakukannya.
Jaga jarak dengan akun2 yang sibuk bertengkar. Jika terganggu, unfollow, unlike, atau berhenti ikuti. Besok lusa, kalau sudah pilpres, silahkan ikuti lagi jika merasa ada manfaatnya. Jangan terpancing menanggapi sesuatu, karena sekali kita terpeleset, susah payah berdiri lagi, minimal kaki kita ikut kotor. Kalau sampai hati dan akal sehat yang kotor, lebih repot lagi.
Pada akhirnya, tentukan pilihan kalian dalam hati, yakini. Besok pas hari H, datang ke TPS, pilih. Maka selesai tugas kita memilih.
Sambil diingat dan direnungkan, sekali lagi akan saya tulis: "Pemimpin" itu adalah kita semua. Yang memimpin kejujuran diri sendiri, memimpin kepedulian, berbuat baik, menafkahkan hartanya dijalan yang baik, bahkan termasuk definisi "pemimpin" kalaupun hanya memimpin menjaga diri sendiri dari hal2 merusak. Dengan pemahaman ini, maka genap sudah maksud dari nasehat nabi kita yang tercinta bahwa semua orang adalah pemimpin. -Tere Liye
Hari ke-19. 21 hari menulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar