Sekolah
menurut saya adalah suatu tempat di mana kita bisa mempelajari
berbagai hal tertentu. Nah kali ini saya ingin membahas mengenai
sekolah formal. Dalam sekolah formal di Indonesia, biasanya dimulai
pada PAUD, lalu TK, SD, SMP, SMA/SMK lalu kuliah.
Masa
sekolah yang paling saya sukai sampai saat ini adalah saat SMA.
Karena di sana, banyak peristiwa yang terjadi. Saya menemukan
sahabat-sahabat saya, saya mengalami kejenuhan belajar, patah hati,
kesenangan, kesedihan, bertemu teman dengan perangai yang baik dan
buruk, bertemu guru yang killer dan membosankan. Intinya di masa SMA
ini saya mengalami suatu fase di mana hidup saya telah banyak berubah
dari sebelumnya.
Saat
ini saya memang sedang bersekolah di SMA Negeri 1 Wates, Kulon Progo,
Yogyakarta. Di sekolah ini, saya adalah seorang siswi kelas XI IPA 5.
Sekilas tentang sekolah saya, sekolah ini terletak di Jalan
Terbahsari no. 1, Wates. Tempatnya sangat tersembunyi dan berada di
ujung atas tanjakan terbah. Jarak rumah saya ke sekolah kira-kira
hanya 3 kilometer. Sekolah ini seperti SMA pada umumnya, menawarkan
dua jurusan bagi siswa-siswinya yaitu IPA dan IPS. Namun selain itu,
SMA ini juga mempunyai kelas Akselerasi yang baru mempunyai 7 angkatan. Pada angkatan saya sekolah kami masih menggunakan sistem
pendidikan yang lama namun adik kelas saya sudah menggunkan sistem
pendidikan 2013.
Jujur,
saat ini saya sedang mengalami kejenuhan dalam bersekolah. Mungkin
karena faktor umur yang sedikit lebih tua dari ukuran anak kelas
sebelas lainnya (silahkan tertawakan saya). Atau entahlah lah. Yang
jelas sekarang saya sedang berada dalam titik terjenuh saya dalam
belajar. Buktinya beberapa bulan terakhir saya sering sekali tidak
mendengar penjelasan guru, sering tidak konsentrasi saat proses
belajar-mengajar, ngantuk, malas, dan sebagainya. Jika ada ulangan
dan UTS saya hanya belajar dengan sistem kebut semalam kemudian saya
mengerjakan soal-soal tersebut dengan asal-asalan dan sebisa saya
saja. Dan itu sangat berdampak buruk terhadap nilai-nilai saya yang
tentu saja menjadi jeblok.
Saya
sangat sadar akan keadaan saya ini, namun sampai sekarang saya belum
juga keluar dari keadaan itu. Saat tahu bahwa nilai UTS saya rendah
pun, saat itu saya sangat menyesal dan malu. Lalu saya berusaha untuk
berubah dan menghilangkan kebiasaan buruk saya tadi. Namun baru
beberapa minggu, semangat saya mulai hilang kembali. Kebiasaan buruk
kembali lagi.
Salah
satu cara untuk mengubah keadaan ini mungkin adalah motivasi. Ya,
memang saya merasa bahwa saya sangat kurang mendapat motivasi dari
oranglain. Saya lelah memotivasi diri sendiri. Saya butuh alasan
mengapa saya harus berubah.
Namun
terlepas dari semua itu, saya sadar bahwa sekolah sangat penting. Di
sini kita bisa banyak mendapatkan ilmu pengetahun yang sebelumnya
kita tidak pernah tahu sehingga bisa menjadi bekal di masa depan
nanti. Di sini juga, kita mendapatkan banyak teman yang mempunyai
sifat yang berbeda-beda, yang bahkan tidak pernah kita pikirkan
sekalipun. Kita bisa menemukan sahabat yang sesungguhnya. Karena di
sekolah juga, banyak remaja yang mulai mengenal cinta dan patah hati.
Mengenai
keburukan dari sekolah, menurut saya sekarang ini para siswa belajar
hanya karena ingin mendapatkan nilai yang tinggi saja. Namun mereka
tidak peduli akan cara mendapatkan nilai itu. Segala cara akan mereka
lakukan, asal mereka mendapatkan nilai yang tinggi. Sehingga sekolah
bukan sebagai tempat menuntut ilmu lagi, namun hanya sebagai tempat
untuk mendapatkan nilai yang tinggi saja.
Selain
itu saya juga meyayangkan sistem pendidikan di Indonesia yang bergitu
buruk. Saya kecewa karena sistem pendidikan hanya terfokus pada nilai
saja. Saya juga tidak suka jika ada orang yang menilai oranglain dari
pintar tidaknya ia di sekolah. Padahal kemampuan orang pasti
berbeda-beda. Ada orang yang pintar di akademik, namun tidak pandai
bermusik dan sebaliknya.
Selain
itu saya juga ingin menyinggung sedikit tentang jurusan di SMA. Saat
ini umumnya hanya terdapat dua jurusan di SMA, yaitu IPA dan IPS. Dan
kebanyakan orang memandang bahwa anak IPA itu lebih pintar dari anak
IPS. Padahal tidak demikian. Setiap orang kan mempunyai kemampuan dan
minat yang berbeda. Dan karena pandangan itu sudah berakar kuat di
diri masyarakat Indonesia, akibatnya kebanyakan pelajar di SMA ingin
berada di jurusan IPA dan tidak mau serta malu bila di jurusan IPS.
Padahal ia bisa saja lebih mampu di jurusan IPS. Dan menurut
pengamatan saya, di sekolah saya sendiri pun, kebanyakan siswa yang
pintar mmilih jurusan IPA dan siswa yang nilainya belum mencukupi
terpaksa harus di IPS. Tentu tidak semuanya, tapi kebanyakan begitu.
Mungkin di SMA lain juga begitu.
Itulah
sekilah pandangan saya tentang sekolah. Saya tahu tulisan saya ini
campur aduk ancur banget, karena memang saya sedang lelah dan tak
bersemangat. Akhir kata saya hanya ingin menyampaikan, semangat
sekolah untuk cita-cita dan masa depanmu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar