Hujan
deras bukanlah halangan bagi para calon koki kaca 24 untuk pergi ke
Kantor Kedaulatan Rakyat yang berada di Jalan Mangkubumi. Walaupun terlihat banyak peserta yang masih memakai seragam, dan ada juga yang rumahnya jauh, mereka tetap bersemangat. Mereka
datang ke tempat tersebut untuk mengikuti kegiatan Sekolah Kaca.
Apakah Sekolah Kaca itu?
Menurut
salah satu peserta bernama Anggun Yurna, Sekolah Kaca merupakan
pemberian materi seputar jurnalistik dan tulis-menulis, yang
diberikan untuk para calon anggota untuk menjadi modal mereka kelak.
Kegiatan yang bertempat di joglo Kantor Kedaulatan Rakyat ini memang merupakan kegiatan yang lain dari yang biasa. Hal itu terjadi karena biasanya yang namanya sekolah adalah tempat untuk belajar namun di Sekolah Kaca ini selain belajar kita juga dapat berdiskusi, sharing tentang hal-hal yang kita ketahui dengan peserta lain, tentang pengalaman, serta menjalin keakraban dan kekompakan.
Kegiatan yang bertempat di joglo Kantor Kedaulatan Rakyat ini memang merupakan kegiatan yang lain dari yang biasa. Hal itu terjadi karena biasanya yang namanya sekolah adalah tempat untuk belajar namun di Sekolah Kaca ini selain belajar kita juga dapat berdiskusi, sharing tentang hal-hal yang kita ketahui dengan peserta lain, tentang pengalaman, serta menjalin keakraban dan kekompakan.
Karena
kegiatan yang bervariasi itu, para peserta pun lebih enjoy
dalam mengikuti kegiatan ini. Selain karena kegiatannya yang menarik, kakak yang memberi materi pun
juga sangat asik, tidak kaku serta terbuka dalam menerangkan materi. Hal itu membuat para peserta menjadi aktif bertanya sehingga suasana tidak kaku.
Terdapat empat aturan yang diajukan oleh panitia sewaktu berlangsungnya acara ini yaitu datang on time atau tepat pada waktunya, menghargai siapapun yang sedang berbicara, tidak sibuk sendiri bermain handphone atau gadget, dan mengerjakan tugas yang diberikan. Hal itu berlaku untuk seluruh orang yang hadir dalam kegiatan tersebut, bukan hanya untuk peserta atau calon kaca saja.
Terdapat empat aturan yang diajukan oleh panitia sewaktu berlangsungnya acara ini yaitu datang on time atau tepat pada waktunya, menghargai siapapun yang sedang berbicara, tidak sibuk sendiri bermain handphone atau gadget, dan mengerjakan tugas yang diberikan. Hal itu berlaku untuk seluruh orang yang hadir dalam kegiatan tersebut, bukan hanya untuk peserta atau calon kaca saja.
Di pertemuan pertama, sewaktu membahas mengenai ide, banyak peserta yang aktif. Merekapun berdiskusi. Pikiran-pikiran baru yang masih segar dari setiap orang disatukan, saling berdebat, saling bertanya. Hal itu berarti bahwa mereka memiliki semangat untuk mengikuti kegiatan ini dan menyuarakan pendapat mereka.
Saat
ditanya mengenai kesan dan manfaat, jawaban para peserta
berbeda-beda. Salah satu peserta yang kami tanyai yang bernama Arnie
mngatakan bahwa kegiatan ini merupakan hal yang positif dan bisa
menambah wawasan. Sedangkan manfaatnya kita bisa menerapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
“Wah
seru banget, banyak pengalaman baru. Dan karena aku masih newbie
di dunia sastra jadi ya seneng aja,” ujar peserta lain bernama
Dewie.
Beda lagi dengan Yurna, seorang remaja yang bersekolah di SMA Budi Mulia Dua. Ia berpendapat bahwa sekalipun tidak terpilih menjadi koki kaca pun, kita akan dapat memakai ilmu tersebut hingga kejenjang perkuliahan dan yang lebih tinggi seperti mengerjakan laporan, makalah, dan lain-lain.
Beda lagi dengan Yurna, seorang remaja yang bersekolah di SMA Budi Mulia Dua. Ia berpendapat bahwa sekalipun tidak terpilih menjadi koki kaca pun, kita akan dapat memakai ilmu tersebut hingga kejenjang perkuliahan dan yang lebih tinggi seperti mengerjakan laporan, makalah, dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar