Maaf
Mengapa rasanya sulit sekali? Jariku rasanya sulit sekali untuk menekan tombol send di handphone bututku ini. Ah ini semua gaara - gara aku begadang membaca novel tadi malam. Akibatnya aku jadi bangun kesiangan. Pukul tujuh kurang lima belas menit aku baru bangun dari tidurku sedangkan kalo nggak mau telat paling nggak aku harus berangkat pukul tujuh tepat.
Aku terbangun karena mendengar teriakan ibu dari lantai bawah. Menyadari kalau hari sudah siang, aku bergegas mandi. Kilat. Dandan. Kilat. Berteriak pada ibu supaya menyiapkan bekal makanan untukku.
Keluar kamar, aku bertanya pada ibu.
"Mana bekalku?"
"Kau menyuruhku membuat bekal untukmu?" jawabnya dengan wajah tidak bersalah.
Aku kesal. Nggak tau apa aku udah telat.
Ketika kemudian aku memakai sepatu dengan tergesa - gesa, ibu mengulurkan sebuah gelas padaku.
"Paling tidak minumlah,"katanya sambil tersenyum.
Namun aku sudah terlanjur kesal. Tak kuacuhkan perbuatannya lalu bergegas pergi menghidupkan sepeda motor. Berangkat.
Kemudian di sinilah aku sekarang. Di ruang kelasku, pukul tujuh lebih lima puluh lima. Menulis cerita ini. Mengabaikan pelajaran kimia yang biasanya kusukai. Berpikir apakah aku harus mengirim pesan untuk ibu atau tidak. Meski hanya satu kata saja.
Maaf
Karena aku sangat menyesali perbuatanku tadi. Sungguh.
haiii, selamat pagi! :)
kali ini saya posting very-short-story. saya tau ini jelek, jadi please tinggalkan komentar ya! saya butuh kritik dan saran Anda. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar