Pukul satu siang, smartphone saya membunyikan nada notifikasi Line. Saya langsung menyambar dan membukanya. Dari grup kelas.
"Nilai pancasila udah keluar gaes," tulis temanku bernama Praba.
"Waduh," teman yang lain menanggapi. Beberapa mengatakan hal senada. Tapi hanya sedikit yang berkomentar. Mungkin masing-masing dari kami yang sudah membaca pemberitahuan ini memilih untuk mengomentarinya dalam hati. Sibuk dengan pikiran sendiri-sendiri. Sibuk dengan asumsi masing-masing.
Tubuh saya langsung panas dingin begitu tahu berita itu. Itu nilai pertama yang keluar di semester pertama pada perkuliahan tahun pertama saya. Mata kuliah Pendidikan Pancasila. Konon, mata kuliah ini ada di semua jurusan di kampus saya. Mata kuliah yang sebenarnya saya ikuti dengan baik, hanya satu kali absensi karena suatu hal. Tapi saya berpikir selama ini tugas tidak saya kerjakan dengan maksimal, begitu pula Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS). Belum lagi saya tidak aktif di kelas, selama ini lebih banyak memerhatikan saja. Saya takut nilai saya jelek, nilai saya di bawah rata-rata. Entahlah, mengapa selalu pikiran negatif yang pertama kali hinggap di benak saya.
Nada pemberitahuan kembali terdengar.
"Pada dapat apa Pancasilanya?" tanya salah seorang teman bernama Imas.
"Kamu berapa? Aku B. Kamu pasti A ya?"
"Alhamdulillah."
Saya semakin panas dingin. Udara disekitar saya rasanya semakin sesak untuk dihirup. Atmosfer yang sebenernya saya buat sendiri. Mau buka nilai masih takut. Kalau begini saja, baru berdoa mati-matian.
Kembali saya buka grup kelas. Saya baca chat baru yang belum terbaca. Ada beberapa komentar di sana yang mengeluhkan tentang nilai pertamanya.
Saya mencoba tenang. Menghirup udara pelan-pelan dan mengeluarkannya.
"Aku sudah siap, aku berserah diri pada Allah, Dia pasti memberikan yang terbaik," ujar saya dalam hati.
Sempat lupa password._. Akhirnya saya melihat nilai pertama saya. Mata saya terfokus pada layar laptop, mulut saya tak henti mengucap doa. Dan 'alhamdulillah' adalah kata yang akhirnya saya ucap begitu saya melihat satu huruf kapital terpampang di samping tulisan Pendidikan Pancasila. Alhamdulillah, tak seburuk yang saya kira. Tadi itu nyatanya hanya pikiran negatif saya saja.
Nilai mata kuliah Pengantar Ekonomi Mikro keluar sekitar satu jam kemudian. Kembali saya review tingkah saya satu semester kemarin di kelas ini. Tidur di kelas, mengerjakan kuis dan tugas seadanya (mung nyonto Nera ), belajar ujian semalam sebelumnya. Teladan bangetlah pokoknya. Kekhawatiran dan rasa deg-degan itu pasti ada, tapi tidak separah saat nilai pertama tadi. Dan hasilnya kembali saya mengucap alhamdulillah. Allah Maha Penentu Yang Terbaik dan Bu Nay dosen yang baik. Terimakasih, Bu. Maaf sering tidur di kelas Ibu.
Akhirnya, meski saya sudah tahu hasilnya dan saya bersyukur tapi pikiran saya sebelum membuka nilai tadi menyadarkan saya. Saya merasa belum benar-benar serius menjalani kuliah maka saya harus lebih serius dan rajin lagi semester depan. Paling enggak, nggak ada lagilah tidur di kelas dan ngerjain tugas seenak-udel.
Wait, masih nunggu tujuh nilai lagi keluar. Doanya dibanyakin jangan lupa.
Komen, kritik, dan saran ditunggu.
Whaha..aku bu nay jg pernah tidur
BalasHapusWah ternyata enggak cuma aku yang pernah tidur XD
Hapus