Semalam aku bermimpi. Pukul setengah empat pagi aku terbangun dari mimpi itu, dan langsung menangis. Menangisi mimpiku, menangisi kenyataan, menangisi nasib. Sungguh aku seperti telah kehilangan banyak hal. Harapan, mimpi, cita-cita. Aku merasa tidak berguna. Aku selalu saja seperti ini, pengecut. Tidak berdaya. Mengapa? Mengapa harus seperti ini? Aku seperti telah salah arah. Tak mungkin berputar balik. Pasrah, akan waktu yang terus berjalan, rintangan yang terus menerjang. Aku kabur olehnya. Aku hancur.
Hari ke-21. 21 hari menulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar