Senin, 07 April 2014

Pelajaran Berharga di Pertemuan Pertama


Hari Sabtu, tanggal 5 April 2014 kemarin adalah hari gathering pertama calon Kaca angkatan 24. Hari itu saya mulai dengan kegiatan rutin seorang pelajar yaitu pergi ke sekolah untuk menjalani Ulangan Tengah Semester(UTS) yang menurut saya susah – susah gampang gitulah soalnya. Dan sehabis pulang dari sekolah yaitu sekitar pukul 12.00 WIB saya berkumpul bersama sahabat – sahabat saya di salah satu rumah sahabat saya untuk sekedar menyegarkan pikiran kita sehabis UTS. Tahu kan rasanya terbebas dari UTS dan ujian sejenisnya itu seperti apa? Bebas, nggak perlu begadang sampai malam lagi buat belajar hahaha. Pukul 13.45 WIB sayapun pulang karena saya harus menyiapkan diri untuk pergi ke kantor KR. Sedangkan teman – teman saya masih khusyuk nonton film korea berjudul “Sunny”. Sedih juga sih harus pulang duluan, tapi ya gimana lagi kan udah mau berkomitmen jadi ya harus dijalanin. Lagipula di sana pasti akan menyenangkan nantinya.

Sampai di rumah saya bersiap – siap untuk ke KR. Waktu itu hujan sedang turun dengan lebatnya di rumah saya yang berada di wilayah Kulon Progo. Akhirnya saya berangkat dari rumah pukul tiga sore menerjang serangan hujan.

Di perjalanan saya berpikir. Semula saya heran dan mengeluh, kok bisa gini sih? Udah sendirian, jaraknya jauh, eh sekarang malah hujan lagi. Apa Tuhan mau menguji seberapa besar niatku untuk jadi koki kaca ya? Ah mungkin saja.

Sampai di sana saya bertemu seseorang yang juga merupakan calon Kaca 24. Lalu kami pun pergi ke aula atas bersama. Ternyata di atas sudah banyak calon Kaca 24 yang datang. Tidak lama kemudian acara dimulai.

Pada awal acara kami diberi sebuah permainan. Aturan dari permainan itu yaitu seseorang yang ditunjuk harus menjelaskan atau menceritkan tentang apapun yang berkaitan dengan kata yang diberikan kepadanya. Jadi awalnya salah seorang kakak Padakacarma memberikan satu kata pada seorang calon kaca 24 lalu orang tersebut menceritakan tentang satu kata tersebut selama 3 menit. Lalu orang yang cerita tadi nunjuk temannya yang lain dan memberikan satu kata kunci lain dan orang yang ditunjuk akan bercerita selama 3 menit tentang kata yang telah disebutkan tadi. Begitu seterusnya. Dan tibalah waktunya saya ditunjuk. Saya diberi kata kunci “renang” dan bercerita lah saya tentang renang sebisa saya. Lalu waktu saya mau nunjuk teman lain, eh malah permainannya selesai.

Lalu kegiatan selanjutnya adalah senam. Senamnya seperti gerak tari gitu. Ikan buntal....ikan buntal, kepiting ...kepiting, ada ubur-ubur..... ada ubur- ubur, di laut....di laut, gitu liriknya hahaha. Terus kita harus menggerakkan badan sesuai kata yang ada. Pada sesi ini udah mulai seru suasananya dan udara yang sebelumnya dingin menjadi mulai hangat karena tawa kami.

Sesi berikutnya yaitu permainan (lagi). Kali ini permainan itu terinspirasi dari sebuah film. Nama permainannya Line Game. Pertama Mbak Niken membuat garis panjang lurus di lantai yang terbuat dari plester. Nah, kita para pesertanya yang meliputi semua yang hadir, baik calon kaca 24 maupun kakak-kakak padakacarma berdiri dengan jarak dua ubin dari plester tersebut. Lalu ada dua kakak Padakacarma yang bertindak sebagai penannya. Lalu dua orang itu akan bertanya secara bergantian. Dan jika kita pernah mengalaminya kita harus maju mendekati plester tadi.

Pertanyaan yang diajukan bermacam-macam mulai dari yang lucu, nggak penting, sampai yang serius. Contohnya : siapa yang nggak suka kalo makan sepiring sama temennya, siapa yang masih ngompol sampai kelas 3 SD, siapa yang pernah panjat gerbang sekolah, sampai pertanyaan yang serius seperti siapa yang pernah membully dan dibully, siapa yang pernah minum minuman keras, siapa yang keluarganya broken home, siapa yang masih bimbang pada keyakinannya, siapa yang pengen buka jilbab, siapa yang punya temen yang suka dugem, freesex dan pake narkoba, siapa yang pernah pengen bunuh diri, dan lain - lain.

Dari pertanyaan – pertanyaan yang diajukan, muncul banyak cerita. Tentang yang terjadi pada dirinya sendiri, keluarganya, temannya, dan lingkungannya. Cerita yang lucu dan konyol sehingga bisa membuat kami tertawa, sampai cerita yang romantis dan menyedihkan. Permainan ini membuka mataku bahwa inilah realitas kehidupan remaja yang sebenarnya. Mempunyai banyak luka, tapi ditutupi dengan kepalsuan sehingga seperti terlihat baik – baik saja diluar.

Permainan ini sangat menyenangkan, sekaligus memberi banyak pelajaran untuk saya. Untuk saya, yang pernah merasa masalah saya adalah masalah terbesar di dunia ini. Ternyata saya salah. Saya terlalu fokus akan kesedihan saya, tanpa pernah memandang keluar. Harusnya saya melihat sekitar jangan hanya terus meratapi nasib saya. Pasti ada oranglain yang mempunyai masalah yang lebih besar dari saya. Dan dari situ  saya benar-benar belajar bahwa masalah saya jauh lebih kecil dari mereka. Saya malu. Saya malu pada mereka yang mempunyai masalah yang besar namun kuat menghadapinya. Sedangkan masalah saya belum ada apa-apanya dibanding mereka, tapi saya masih kurang sabar menghadapinya, kadang marah kenapa saya yang harus diberi masalah ini dan itu. Dunia ini memang kejam. Namun selalu, ada Tuhan yang menyertai kita yang percaya kepada-Nya.

Dan akhirnya sekitar pukul 18.30 WIB acara selesai. Saya langsung pulang setelah sebelumnya sholat. Di perjalanan, di bawah iringin bulan sabit yang menemani, saya bersyukur kepada Tuhan, bersyukur atas apa yang telah diberikan-Nya kepada saya hari itu.

Karena hari itu saya belajar dari mereka. Belajar pelajaran hidup. Terimakasih teman – teman baruku. Terimakasih kakak – kakak Padakacarma. Terimakasih untuk sabtu kemarin. That was a great day!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar