Hari
Sabtu, tanggal 5 April 2014 kemarin adalah hari gathering pertama
calon Kaca angkatan 24. Hari itu saya mulai dengan kegiatan rutin
seorang pelajar yaitu pergi ke sekolah untuk menjalani Ulangan Tengah
Semester(UTS) yang menurut saya susah – susah gampang gitulah
soalnya. Dan sehabis pulang dari sekolah yaitu sekitar pukul 12.00
WIB saya berkumpul bersama sahabat – sahabat saya di salah satu
rumah sahabat saya untuk sekedar menyegarkan pikiran kita sehabis
UTS. Tahu kan rasanya terbebas dari UTS dan ujian sejenisnya itu
seperti apa? Bebas, nggak perlu begadang sampai malam lagi buat belajar hahaha.
Pukul 13.45 WIB sayapun pulang karena saya harus menyiapkan diri
untuk pergi ke kantor KR. Sedangkan teman – teman saya masih
khusyuk nonton film korea berjudul “Sunny”. Sedih juga sih harus
pulang duluan, tapi ya gimana lagi kan udah mau berkomitmen jadi ya
harus dijalanin. Lagipula di sana pasti akan menyenangkan nantinya.
Sampai
di rumah saya bersiap – siap untuk ke KR. Waktu itu hujan sedang
turun dengan lebatnya di rumah saya yang berada di wilayah Kulon
Progo. Akhirnya saya berangkat dari rumah pukul tiga sore menerjang
serangan hujan.
Di
perjalanan saya berpikir. Semula saya heran dan mengeluh, kok bisa
gini sih? Udah sendirian, jaraknya jauh, eh sekarang malah hujan
lagi. Apa Tuhan mau menguji seberapa besar niatku untuk jadi koki
kaca ya? Ah mungkin saja.
Sampai
di sana saya bertemu seseorang yang juga merupakan calon Kaca 24.
Lalu kami pun pergi ke aula atas bersama. Ternyata di atas sudah
banyak calon Kaca 24 yang datang. Tidak lama kemudian acara dimulai.
Pada
awal acara kami diberi sebuah permainan. Aturan dari permainan itu
yaitu seseorang yang ditunjuk harus menjelaskan atau menceritkan
tentang apapun yang berkaitan dengan kata yang diberikan kepadanya.
Jadi awalnya salah seorang kakak Padakacarma memberikan satu kata
pada seorang calon kaca 24 lalu orang tersebut menceritakan tentang
satu kata tersebut selama 3 menit. Lalu orang yang cerita tadi nunjuk
temannya yang lain dan memberikan satu kata kunci lain dan orang yang
ditunjuk akan bercerita selama 3 menit tentang kata yang telah
disebutkan tadi. Begitu seterusnya. Dan tibalah waktunya saya
ditunjuk. Saya diberi kata kunci “renang” dan bercerita lah saya
tentang renang sebisa saya. Lalu waktu saya mau nunjuk teman lain, eh
malah permainannya selesai.
Lalu
kegiatan selanjutnya adalah senam. Senamnya seperti gerak tari gitu.
Ikan buntal....ikan buntal, kepiting ...kepiting, ada ubur-ubur..... ada
ubur- ubur, di laut....di laut, gitu liriknya hahaha. Terus kita harus menggerakkan badan sesuai kata yang ada. Pada sesi ini udah
mulai seru suasananya dan udara yang sebelumnya dingin menjadi mulai
hangat karena tawa kami.
Sesi
berikutnya yaitu permainan (lagi). Kali ini permainan itu
terinspirasi dari sebuah film. Nama permainannya Line Game. Pertama
Mbak Niken membuat garis panjang lurus di lantai yang terbuat dari
plester. Nah, kita para pesertanya yang meliputi semua yang hadir,
baik calon kaca 24 maupun kakak-kakak padakacarma berdiri dengan
jarak dua ubin dari plester tersebut. Lalu ada dua kakak Padakacarma
yang bertindak sebagai penannya. Lalu dua orang itu akan bertanya
secara bergantian. Dan jika kita pernah mengalaminya kita harus maju
mendekati plester tadi.
Pertanyaan
yang diajukan bermacam-macam mulai dari yang lucu, nggak penting,
sampai yang serius. Contohnya : siapa yang nggak suka kalo makan
sepiring sama temennya, siapa yang masih ngompol sampai kelas 3 SD,
siapa yang pernah panjat gerbang sekolah, sampai pertanyaan yang
serius seperti siapa yang pernah membully dan dibully, siapa yang
pernah minum minuman keras, siapa yang keluarganya broken home, siapa
yang masih bimbang pada keyakinannya, siapa yang pengen buka jilbab,
siapa yang punya temen yang suka dugem, freesex dan pake narkoba,
siapa yang pernah pengen bunuh diri, dan lain - lain.
Dari
pertanyaan – pertanyaan yang diajukan, muncul banyak cerita.
Tentang yang terjadi pada dirinya sendiri, keluarganya, temannya, dan
lingkungannya. Cerita yang lucu dan konyol sehingga bisa membuat kami tertawa, sampai cerita yang romantis dan menyedihkan. Permainan ini membuka mataku bahwa inilah realitas
kehidupan remaja yang sebenarnya. Mempunyai banyak luka, tapi
ditutupi dengan kepalsuan sehingga seperti terlihat baik – baik
saja diluar.
Permainan
ini sangat menyenangkan, sekaligus memberi banyak pelajaran untuk
saya. Untuk saya, yang pernah merasa masalah saya adalah masalah
terbesar di dunia ini. Ternyata saya salah. Saya terlalu fokus akan
kesedihan saya, tanpa pernah memandang keluar. Harusnya saya melihat
sekitar jangan hanya terus meratapi nasib saya. Pasti ada oranglain
yang mempunyai masalah yang lebih besar dari saya. Dan dari situ saya benar-benar belajar bahwa masalah saya jauh lebih kecil dari
mereka. Saya malu. Saya malu pada mereka yang mempunyai masalah yang
besar namun kuat menghadapinya. Sedangkan masalah saya belum ada
apa-apanya dibanding mereka, tapi saya masih kurang sabar
menghadapinya, kadang marah kenapa saya yang harus diberi masalah ini
dan itu. Dunia ini memang kejam. Namun selalu, ada Tuhan yang
menyertai kita yang percaya kepada-Nya.
Dan
akhirnya sekitar pukul 18.30 WIB acara selesai. Saya langsung pulang
setelah sebelumnya sholat. Di perjalanan, di bawah iringin bulan
sabit yang menemani, saya bersyukur kepada Tuhan, bersyukur atas apa
yang telah diberikan-Nya kepada saya hari itu.
Karena
hari itu saya belajar dari mereka. Belajar pelajaran hidup.
Terimakasih teman – teman baruku. Terimakasih kakak – kakak
Padakacarma. Terimakasih untuk sabtu kemarin. That was a great day!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar