Kamis, 24 Maret 2016

Kuliah Bahasa Indonesia; Membuat Paragraf

Hari ini saya ada kuliah Bahasa Indonesia. Temanya mengenai paragraf. Dosen saya menjelaskan, hal pertama yang harus dilakukan untuk membuat paragraf yaitu menentukan sebuah ide pokok. Seharusnya dalam satu paragraf hanya terdapat satu ide pokok dan satu kalimat topik/kalimat pokok/ kalimat utama, dan kalimat lainnya merupakan kalimat pendukung. Selanjutnya kita buat kerangka, bisa berbentuk tulisan, bagan, atau yang lainnya sesuai keinginan kita. Setelah itu kita tentukan pola pengembangan paragraf, apakah deduktif atau induktif. Selesai sudah. Kemudian Ibu dosen yang berasal dari FIB (Fakultas Ilmu Budaya) ini meminta kita untuk praktik secara langsung. Kita diberi suatu data lalu diminta untuk membuatnya menjadi sebuah paragraf.

Mungkin bagi teman saya yang lain kuliah ini membosankan, tapi saya  justru sangat excited  mengingat bahwa materi ini sangat bermanfaat untuk diri saya. Di waktu praktik tersebut saya menguji diri sendiri apakah saya yang ngakunya suka menulis bisa mengerjakan latihan tersebut dengan hasil yang berbeda atau sebenarnya sama saja dengan orang lain yang tidak menyukai menulis. Dan hasilnya tulisan saya hanya ada koreksi di kalimat kesimpulan. Tapi saya lalu teringat bahwa latihan sebelumnya saya hanya mendapat skor 70 dan teman saya bahkan ada yang mendapat 84. Kemudian saya juga ingat akan tulisan-tulisan saya di blog ini yang seringkali dalam satu paragraf bercerita ngalor-ngidul tak tahu rimbanya. Semua itu membuat saya ingin lebih giat lagi belajar hal-hal mengenai kepenulisan seperti mempelajari Permendikbud Nomor 50 Tahun 2015 Tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia lebih giat, memikirkan setiap kata yang digunakan lebih cermat, membuka Tesaurus lebih sering dan sebagainya. Jika saya tidak mau belajar, tidak mau mengenal rambu-rambunya, maka tulisan saya akan sama saja seperti orang yang tidak suka menulis.

Saya sadar semua orang bisa menulis, tapi tidak semua orang bisa menulis dengan bagus. Seorang teman saya berkata "ah saya lagi malas berfikir," ketika saya memberitahunya bahwa ada latihan menulis paragraf di sesi kuliah Bahasa Indonesia. Dari situ saya juga baru sadar bahwa bagi sebagian orang yang lain menulis itu sulit karena harus berfikir dan berkonsentrasi. Anehnya saya tidak berpikiran begitu. Yah memang sulit sih, sulit milih memadu-padankan kata-kata nya (lah sama saja ya), tapi saya tetap menyukainya. Seperti sekarang, saya menyukainya. Hal ini mengalir, walau butuh beberapa kali perbaikan agar enak untuk dibaca.

Hm, sudah dulu ya, itu dulu. Pengennya sih, bisa menulis tiap hari, itu kalau saja ada yang komentar di bawah. Enggak sih, dorongan terbesar tetap ada dari dalam diri, tapi kalau tiba-tiba dikomen kamu sih, saya akan seneng banget. Hihi.